JAKARTA, investortrust.id - Pasar Asia-Pasifik sebagian besar menguat Senin (17/02/2025), sementara investor mencermati data pertumbuhan ekonomi Jepang pada kuartal keempat dan menantikan serangkaian keputusan bank sentral di kawasan.
Baca Juga
Ekonomi Jepang Q4 Lampaui Ekspektasi, tapi Pertumbuhan PDB 2024 Merosot
Dikutip dari CNBC, indeks Nikkei 225 Jepang bergerak mendatar, sementara Topix naik 0,29%. Kospi Korea Selatan menguat 0,18%, dan indeks saham berkapitalisasi kecil Kosdaq naik 1,2%.
Ekspansi ekonomi Jepang pada kuartal keempat melampaui ekspektasi analis untuk pertumbuhan kuartal-ke-kuartal dan tahunan, menurut data awal pemerintah yang dirilis Senin. Secara tahunan, PDB (Produk Domestik Bruto) tumbuh 2,8%, melampaui perkiraan Reuters sebesar 1%.
Yen Jepang menguat ke level 151,95 terhadap dolar AS.
Indeks S&P/ASX 200 Australia turun 0,64%.
Indeks Hang Seng Hong Kong naik 0,23%. Indeks Hang Seng Tech, yang melacak 30 perusahaan teknologi terbesar yang terdaftar di Hong Kong, menguat 0,35%. Sementara itu, indeks CSI 300 China daratan bergerak mendatar.
Thailand merilis data PDB kuartal keempat yang menunjukkan pertumbuhan ekonomi sebesar 3,2% secara tahunan, lebih rendah dari ekspektasi Reuters sebesar 3,9%, menurut data dari LSEG.
Pertumbuhan tahunan PDB Thailand untuk tahun 2024 tercatat sebesar 2,5%, menurut Reuters.
Bank Sentral Australia telah memulai pertemuan dua harinya, yang dapat menghasilkan pemotongan suku bunga pada Selasa. Sementara itu, bank sentral Indonesia dan Selandia Baru juga diperkirakan akan mengumumkan keputusan suku bunga mereka pada Rabu.
Di Amerika Serikat, tiga indeks utama ditutup bervariasi pada Jumat. Dow Jones Industrial Average turun 165,35 poin atau 0,37%, ditutup pada 44.546,08. S&P 500 sedikit melemah 0,01% ke 6.114,63, sementara Nasdaq Composite naik 0,41% dan berakhir di 20.026,77.
Baca Juga
Secara mingguan, ketiga indeks utama mencatat kenaikan, didukung oleh meningkatnya sentimen setelah adanya kepastian lebih lanjut terkait rencana tarif Presiden AS Donald Trump, serta data inflasi terbaru yang lebih positif dari perkiraan awal. Para trader juga mengabaikan data pada Jumat yang menunjukkan penurunan penjualan ritel sebesar 0,9% pada Januari, lebih buruk dari perkiraan Dow Jones yang hanya turun 0,2%.
