JAKARTA, investortrust.id- Layanan digital perbankan kini semakin luas, mudah, dan kompleks. Dari smartphone, seorang nasabah bisa menikmati aneka fasilitas layanan, mulai dari transfer dana, membeli kopi, membuat keputusan investasi.
Deputy President Director Samuel Sekuritas, Suria Darma mengatakan, teknologi digital memang sangat mendukung pertumbuhan industri perbankan nasional. Meski demikian, seiring kemudahan layanan yang bisa dinikmati nasabah, mengintip pula risiko, baik risiko bagi nasabah maupun bagi bank penyedia layanan digital.
“Itu sebabnya setiap bank perlu punya business resilience, salah satunya dibuktikan dengan kemampuan menghadapi potensi cyber attacks. Poin ini sangat krusial karena terkait dengan keamanan dan kenyamanan dari nasabah bank itu sendiri,” ujar Suria Darma.
Praktisi digital industri keuangan, Bayu Prawira Hie juga sepakat bahwa semakin luas layanan digital banking, semakin penting pula setiap bank punya stabdar resiliensi bisnis. Terutama resiliensi terhadap serangan siber.
Baca Juga
“Serangan siber ini bisa berasal dari seluruh dunia, oleh karenanya ancaman ini adalah ancaman skala global,” tanda Bayu.
Ia memberi contoh, tahun ini ada bank KBMI 3 yang terkena ransomware. Pada sisi lain OJK telah mengatur keharusan tatakelola pengamanan siber bank dengan melakukan pemeriksaan berkala.
“Hal ini menunjukkan bahwa seluruh bank di Indonesia tidak boleh lengah dan harus terus meningkatkan resiliensi bisnis terutama terhadap ancaman serangan siber. Oleh karena itu pada Digital Banking Awards 2023 ini, kami khusus mengangkat tema ini agar menjadi perhatian semua bank,” lanjut Bayu Prawira.
Melihat berbagai kejadian yang dialami perbankan, Suria Darma menandaskan, protokol bank untuk punya resiliensi dalam menghadapi cyber attacks sangat menentukan. “Ini sangat urgen, karena begitu banyak kejadian cyber attacks yang kita ketahui sempat menyerang perbankan kita,” ujar Suria.
Melihat urgensi tersebut, menurut Suria Darma, setiap bank perlu memberi perhatian lewat investasi. Menurut dia, keserius bank pada aspek resiliensi bisa juga dilihat dari seberapa besar Capex dialokasikan untuk investasi IT, sebagai langkah antisipasi cyber attacks.
Baca Juga
Gabungkan 3 Layanan Digital Banking, Bank KB Bukopin (BBKP) Kini Punya KBStar